Kamis, 03 Juli 2014

BAHASA JARGON KOMUNITAS PEDAGANG SAPI PASAR HEWAN BOYOLALI











BAHASA JARGON KOMUNITAS PEDAGANG SAPI
PASAR HEWAN BOYOLALI
Disusun untuk memenuhi tugas akhir semester Mata Kuliah Sosiolinguistik
Dosen Pengampu, Prembayun Miji Lestari,S.S., M.Hum.




Oleh:

Noel Tri Darmasto
2601410030
Rombel 2





PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA JAWA
FAKULTAS BAHASA DAN SENI
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
2012

KATA PENGANTAR

              Segala puji bagi Tuhan yang telah menolong hamba-Nya menyelesaikan makalah ini dengan penuh kemudahan. Tanpa pertolongan-Nya mungkin penyusun tidak akan sanggup menyelesaikan dengan baik.
              Makalah ini disusun agar pembaca dapat mengetahui betapa besar pentingnya mempelajari Sosiolinguistik khususnya bahasa jawa terhadap mutu pendidikan yang kami sajikan berdasarkan pengamatan dari berbagai sumber. Makalah ini di susun oleh penyusun dengan berbagai rintangan. Baik itu yang datang dari diri penyusun maupun yang datang dari luar. Namun dengan penuh kesabaran dan terutama pertolongan dari Tuhan akhirnya makalah ini dapat terselesaikan.
              Makalah ini memuat tentang “Bahasa Jargon Komunitas Pedagang Sapi di Pasar Hewan Boyolali” dan sengaja dipilih karena menarik perhatian penulis untuk dicermati dan perlu mendapat dukungan dari semua pihak yang peduli terhadap dunia pendidikan.
              Penyusun juga mengucapkan terima kasih kepada dosen pembimbing yang telah banyak membantu penyusun agar dapat menyelesaikan makalah ini.
              Semoga makalah ini dapat memberikan wawasan yang lebih luas kepada pembaca. Walaupun makalah ini memiliki kekurangan. Penyusun mohon untuk saran dan kritiknya.


                                                                                                Penulis










BAB I
PENDAHULUAN

1.1.   Latar Belakang

Setiap manusia dalam kehidupan sosial akan membutuhkan dan berhubungan satu dengan yang lainya. Kemudian dari hal tersebut mereka akan berhubungan melalui kontak maupun komunikasi secara verbal dan non verbal. Komunikasi verbal yang dilakukan oleh manusia seperti para pelaku pasar termasuk penjual dan pembeli, dimana mereka melakukan komunikasi dengan menyampaikan pesan-pesan yang disampaikannya melalui tulisan ataupun lisan.
Bahasa merupakan alat komunikasi yang digunakan manusia untuk berinteraksi dengan sesamanya. Dengan menguasai bahasa maka manusia dapat mengetahui isi dunia melalui ilmu dan pengetahuan-pengatahuan yang baru dan belum pernah terbayangkan sebelumnya.
Sebagai alat komunikasi dan interaksi yang hanya dimiliki oleh manusia, bahasa dapat dikaji secara internal maupun secara eksternal. Secara internal artinya pengkajian tersebut dilakukan terhadap unsur intern bahasa saja seperti, struktur fonologis, morfologis, dan sintaksisnya saja. Sedangkan kajian secara eksternal berarti kajian tersebut dilakukan terhadap hal-hal atau faktor-faktor di luar bahasa, tetapi berkaitan dengan pemakaian bahasa itu sendiri, masyarakat tutur ataupun lingkungannya.  
Bahasa Jargon adalah istilah khusus yang dipergunakan di bidang kehidupan (lingkungan) tertentu. Jargon biasanya tidak dipahami oleh orang dari bidang kehidupan yang lain. Misalkan "jargon komputer" berarti istilah-istilah yang berhubungan dengan komputer secara khusus dan hanya dipahami oleh orang-orang yang berhubungan dengan bidang komputer, simbol dalam berbahasa yang sifatnya rahasia tersebut dan tidak diketahui diluar komunitas yang menggunakan bahasa jargon tersebut. Dalam komunitas pedagang sapi di pasar hewan Boyolali terdapat bahasa- bahasa jargon yang tidak diketahui orang lain atau diketahui secara umum.
Dalam penelitian ini akan membahas tentang bentuk bahasa bahasa jargon yang digunakan dalam komunitas tersebut dan apa yang menjadi tujuan mereka menggunakan bahasa jargon tersebut terhadap profesi mereka sebagai pedagang sapi atau belantik sapi.

1.2.  RUMUSAN MASALAH

Berdasarkan latar belakang masalah diatas, dapat dirumuskan masalah sebagai berikut.
1.      Bagaimana bentuk bahasa jargon yang digunakan komunitas pedagang sapi di pasar hewan Boyolali?
2.      Apa yang menjadi tujuan komunitas pedagang sapi di pasar hewan Boyolali menggunakan bahasa jargon tersebut terhadap profesi mereka sebagai pedagang sapi atau belantik sapi. ?

1.3.  TUJUAN PENELITIAN

Penelitian ini dilakukan dengna tujuan sebagai berikut.
1.      Mengetahui bentuk bahasa jargon yang digunakan komunitas pedagang sapi di pasar hewan Boyolali?
2.      Mengetahui Apa yang menjadi tujuan komunitas pedagang sapi di pasar hewan Boyolali menggunakan bahasa jargon tersebut terhadap profesi mereka sebagai pedagang sapi atau belantik sapi. ?












BAB II
KAJIAN PUSTAKA
2.1   Sosiolinguistik

 Secara umum sosiolinguistik membahas hubungan bahasa dengan penutur bahasa sebagai anggota masyarakat. Hal ini mengaitkan fungsi bahasa secara umum yaitu sebagai alat komunikasi. Sosiolingistik lazim didefenisikan sebagai ilmu yang mempelajari ciri dan pelbagai variasi bahasa serta hubungan diantara para bahasawan dengan ciri fungsi variasi bahasa itu di dalam suatu masyarakat bahasa (Kridalaksana, 1978:94), Fishman (1972) dalam Chaer dan Agustina (2004:3) mengemukakan bahwa sosiolinguistik adalah kajian tentang ciri khas variasi bahasa, fungsi variasi bahasa, dan pengunaan bahasa karena ketiga unsur ini berinteraksi dalam dan saling mengubah satu sama lain dalam satu masyarakat tutur, identitas sosial dari penutur, lingkungan sosial tempat peristiwa tutur terjadi serta tingkatan variasi dan ragam linguistik.
 Berdasarkan teori Platt dalam (Siregar dkk 1998:54) berpendapat bahwa dimensi identitas sosial merupakan faktor yang mempengaruhi penggunaan bahasa di dalam masyarakat yang multilingual, dimensi ini mencakup kesukaran, umur, jenis kelamin, tingkat dan sarana pendidikan dan latar sosial ekonomi. Sedangkan Nababan (1994:2) mengatakan bahwa pengkajian-pengkajian bahasa dengan dimensi kemasyarakatan disebut sosiolinguistik.
Sosiolinguistik memfokuskan penelitian pada variasi ujaran dan mengkajinya dalam suatu konteks sosial. Sosiolinguistik meneliti korelasi antara faktor- faktor sosial itu dengan variasi bahasa. Berdasarkan pengertian menurut para ahli tersebut dapat disimpulkan bahwa sosiolinguistik adalah cabang ilmu linguistik yang erat kaitannya dengan sosiologi, hubungan antara bahasa dengan faktor- faktor sosial di dalam suatu masyarakat tutur serta mengkaji tentang ragam dan variasi bahasa.

2.2.  Fungsi-fungsi bahasa

            Menurut Abdul Chaer, fungsi bahasa adalah sebagai alat interaksi sosial, dalam arti alat untuk menyampaikan pikiran, gagasan, konsep, atau juga perasaan. Wardhaugh (1972) seorang pakar sosiolinguistik juga mengatakan bahwa fungsi bahasa adalah alat komunikasi manusia, baik lisan maupun tulisan. Namun fungsi ini sudah mencakup linma fungsi dasar yaitu menurut Kinneavy disebut fungsi ekspresi, informasi, fungsi eksplorasi, fungsi persuasi dan fungsi entertainmen. (Michael, 1967:51).
            Kelima fungsi dasar itu mewadai konsep bahwa bahasa alat untuk melahirkan ungkapan-ungkapan batin yang ingin disampaikan seorang penutur kepada orang lain.  Pernyataan senang, benci, kagum, marah, jengkel, sedih dan kecewa, dapat diungkapkan dengan bahasa, meskipun tingkah laku, gerak gerik dan mimik juga berperan dalam mengungkapkan ekspresi batin itu.
            Pada dasarnya, bahasa memiliki fungsi-fungsi tertentu yang digunakan berdasarkan kebutuhan seseorang, yakni sebagai alat untuk mengekspresikan diri, sebagai alat untuk berkomunikasi, sebagai alat untuk mengadakan integrasi dan beradaptasi sosial dalam lingkungan atau situasi tertentu, dan sebagai alat untuk melakukan kontrol sosial (Keraf, 1997: 3)

2.3.  Bahasa sebagai alat komunikasi

            Komunikasi merupakan akibat yang lebih jauh dari ekspresi diri. Komunikasi tidak akan sempurna bila ekspresi diri tidak diterima atau dipahami oleh orang lain. Dengan komunikasi pula dapat mempelajari dan mewarisi semua yang pernah dicapai oleh nenek moyang, serta apa yang dicapai oleh orang-orang yang sezaman dengan.
            Sebagai alat komunikasi, bahasa merupakan saluran perumusan maksud, melahirkan perasaan dan memungkinkan menciptakan kerja sama dengan sesama warga. Ia mengatur berbagai macam aktivitas kemasyarakatan, merencanakan dan mengarahkan masa depan (Gorys Keraf, 1997 : 4).
            Pada saat menggunakan bahasa sebagai alat komunikasi, sudah memiliki tujuan tertentu. Misalnya ingin dipahami oleh orang lain, ingin menyampaikan gagasan yang dapat diterima oleh orang lain, ingin membuat orang lain yakin terhadap pandangan yang diyakini, ingin mempengaruhi orang lain dan lebih jauh lagi, ingin orang lain membeli hasil pemikiran yang ada. Jadi, dalam hal ini pembaca atau pendengar atau khalayak sasaran menjadi perhatian utama. Ketika menggunakan bahasa harus memperhatikan kepentingan dan kebutuhan khalayak sasaran.
            Pada saat seseorang menggunakan bahasa sebagai alat untuk berkomunikasi, juga harus mempertimbangkan apakah bahasa yang digunakan laku untuk dijual. Oleh karena itu, seringkali terdengar istilah “bahasa yang komunikatif”. Misalnya, kata makro hanya dipahami oleh orang-orang dan tingkat pendidikan tertentu, namun kata besar atau luas lebih mudah dimengerti oleh masyarakat umum. Kata griya, misalnya, lebih sulit dipahami dibandingkan kata rumah atau wisma. Dengan kata lain, kata besar, luas, rumah, wisma, dianggap lebih komunikatif karena bersifat lebih umum. Sebaliknya, kata-kata griya atau makro akan memberi nuansa lain pada bahasa yang digunakan, misalnya, nuansa keilmuan, nuansa intelektualitas, atau nuansa tradisional.
            Bahasa sebagai alat ekspresi diri dan sebagai alat komunikasi sekaligus pula merupakan alat untuk menunjukkan identitas diri. Melalui bahasa, dapat menunjukkan sudut pandang, pemahaman atas suatu hal, asal usul bangsa dan negara, pendidikan, bahkan sifat seseorang. Bahasa menjadi cermin diri, baik sebagai bangsa maupun sebagai diri sendiri.

2.4.   Transaksi antara Penjual dan Pembeli

Jual beli secara etimologis artinya: Menukar harta dengan harta.(1) Secara terminologis artinya: Transaksi penukaran selain dengan fasilitas dan kenikmatan. Sengaja diberi pengecualian “fasilitas” dan “kenikmatan”, agar tidak termasuk di dalamnya pe-nyewaan dan menikah.
              Jual beli adalah dua kata yang saling berlawanan Martina, namun masing-masing sering digunakan untuk arti kata yang lain secara bergantian. Oleh sebab itu, masing-masing dalam akad transaksi disebut sebagai pembeli dan penjual. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda, “Dua orang yang berjual beli memiliki hak untuk menentukan pilihan, sebelum mereka berpindah dari lokasi jual beli.” Akan tetapi bila disebutkan secara umum, yang terbetik dalam hak adalah bahwa kata penjual diperuntukkan kepada orang yang mengeluarkan barang dagangan. Sementara pembeli adalah orang yang mengeluarkan bayaran. Penjual adalah yang mengeluarkan barang miliknya. Sementara pembeli adalah orang yang menjadikan barang itu miliknya dengan kompensasi pembayaran.

2.5.   Bahasa

            Bahasa adalah suatu sistem lambang berupa bunyi, bersifat arbitrer, digunakan    oleh suatu masyarakat tutur untuk bekerjasama, berkomunikasi, dan mengindentifikasi diri (Chaer, 2004:1). Hal ini memberi gambaran bahwa bahasa adalah berupa bunyi yang digunakan oleh rnasyarakat untuk berkornunikasi.
            Keraf (1991:1) mengatakan bahwa bahasa mencakup dua bidang, yaitu bunyi yang dihasilkan oleh alat ucap berupa arus bunyi, yang mempunyai makna. Menerangkan bahwa bahasa sebagai alat komunikasi antara anggota masyarakat terdiri atas dua bagian utama yaitu bentuk (arus ujaran) dan makna (isi). Sapir (1921) dalam Sibarani (2004:36) mengatakan bahwa bahasa adalah metode atau alat penyampaian ide, perasaan, dan keinginan yang sungguh manusiawi dan noninstingtif dengan mempergunakan sistem simbol- simbol yang dihasilkan dengan sengaja dan sukarela. Sedangkan menurut Sibarani (2004:37) Bahasa adalah bahasa sebagai sistem tanda atau sistem lambang, sebagai alat komunikasi, dan digunakan oleh kelompok manusia atau masyarakat.
            Menurut pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa bahasa merupakan bunyi yang dihasilkan oleh alat ucap berupa bentuk dan makna, sistem tanda atau sistem lambang, sebagai alat komunikasi, dan digunakan oleh kelompok manusia atau masyarakat untuk mengindenfikasi diri dalam makna yang berkaitan dengan penggunaan bahasa yang terdapat dalam kata yang diucapkan.

2.6  Bahasa Jargon

            Bahasa Jargon adalah istilah khusus yang dipergunakan di bidang kehidupan (lingkungan) tertentu. Jargon biasanya tidak dipahami oleh orang dari bidang kehidupan yang lain, simbol dalam berbahasa yang sifatnya rahasia tersebut dan tidak diketahui diluar komunitas yang menggunakan bahasa jargon tersebut.
                     










BAB III
METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Lokasi Penelitian
Lokasi yang dijadikan sebagai objek kajian penelitian adalah komunitas pedagang sapi di pasar hewan Boyolali. Tepatnya di Desa Singkil, kecamatan Kota Boyolali kabupaten Boyolali.
3.2 Data dan Sumber Data
Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah berupa wawancara yang dilakukan oleh peneliti dan lawan tuturnya yaitu salah satu Belantik atau anggota komunitas pedagang sapi di pasar hewan Boyolali. Sumber data di peroleh secara langsung, dan di catat oleh peneliti.
3.3 Teknik Pengumpulan Data
1. Observasi
Teknik observasi atau pengamatan ini digunakan untuk memperoleh data tentang bagaimana bentuk  bentuk bahasa prokem yang digunakan komunitas pedagang sapi di pasar hewan Boyolali. Teknik ini dilakukan dengan melakukan pengamatan gerak tubuh yang dilakukan oleh objek didalam berkomunikasi didalam komunitas atau sesama belantik sapi, yaitu salah satu pedagang sapi pasar hewan Boyolali.
2. Wawancara
Teknik wawancara yang digunakan adalah dengan mewawancarai informan yaitu salah satu pedagang sapi pasar hewan Boyolali. sebagai objek yang di teliti. Wawancara ini dilakukan dengan cara merekam apa yang dituturkan oleh informan.
3. Dokumentasi
Dokumentasi merupakan suatu teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan mengumpulkan dan mengorganisir dokumen-dokumen yang terkait dengan tujuan penelitian. Dokumen yang dapat dijadikan sebagai pendukung data penelitian ini berupa foto ketika melakukan percakapan.
3.4 Teknik Analisis Data
Hasil yang didapat dari pengumpulan data adalah berupa teks lisan maupun tulis. Teks lisan diperoleh melalui hasil wawancara dengan informan secara langsung yang berupa rekaman.































BAB IV
ANALISIS DAN PEMBAHASAN

Bahasa Jargon merupakan bahasa khusus yang hanya diketahui seseorang didalam komunitas tertentu atau mereka yang bekerja dalam satu bidang pekerjaan yang sama. Sehingga orang-orang yang tidak didalam komunitas tersebut tidak mengetahui bahasa khusus yang mereka gunakan didalam mereka bekerja dan berkomunikasi.
Komunitas pedagang sapi atau yang biasa disebut dengan Belantik sapi di pasar hewan Boyolali, tepatnya didesa Singkil, kecamatan Kota Boyolali, Kabupaten Boyolali. Para belantik di komunitas tersebut biasa menggunakan bahasa jargon atau bahasa khusus didalam berkomunikasi dengan sesama belantik.
Pada umumnya mereka berdagang secara berkelompok atau bergerombol. Mereka biasanya berkelompok dengan para belantik yang berasal dari desa atau daerah asal yang sama, sapi yang mereka jualpun bukan milik mereka sendiri, melainkan mereka hanya menjualkan sapi-sapi juragan mereka, atau siapapun yang ingin menggunakan jasa mereka untuk menjualkan sapi.
Tiap kelompok atau gerombol bisa terdiri dari lima hingga sepuluh orang dan bahkan lebih, tergantung jumlah sapi yang mereka jual. Masing-masing sapi biasanya ditunggu atau ditangani satu orang, lalu sisanya sebagai pemancing bagi para pembeli. Misalkan dalam kelompok tersebut terdapat lima sapi, kemungkinan dalam kelompok tersebut tersebut bisa terdiri delapan sampai sepuluh orang. Disini lima orang sebagai penuntun sapi, kemudian sisanya berfungsi sebagai pemancing pembeli.
Dalam kelompok ini mereka saling berbagi tugas, penuntun sapi bertugas memegang sapi dan menawarkanya kepada para pembeli. Sedangkan pemancing, mereka ber akting seolah-olah sebagai pembeli bahkan mengaku sebagai pemilik sapi. Berikut contoh komunikasi atau bahasa jargon yang mereka gunakan.

  1. Bentuk bahasa jargon

Dalam komunitas pedagang sapi di pasar hewan Boyolali terdapat dua jenis bentuk komunikasi antar belantik sapi tersebut, yaitu berupa bahasa lisan/pembicaraan dan gerak tubuh.
Bentuk jargon dalam bahasa lisan tersebut berupa komunikasi atau pembicaraan seperti orang pada umumnya, namun sebenarnya setiap kata yang dilantunkan tersebut mengandung makna tertentu dimana makna tersebut hanya diketahui oleh sesama belantik sapi dikomunitas tersebut. Misalnya,
A : “pira iki pak?”
B : “wolu setengah mawon pak”
A : “pitu setengah ya pak?”
B : “aja banter-banter pak, mengko ndak krungu liyane”

·                     “Aja banter-banter”

Kata tersebut diungkapkan penuntun sapi kepada si pemancing atau rekan mereka yang berpura- pura sebagai pembeli, dimana saat itu ada seseorang yang menawar harga sapi yang mereka jual. Hal tersebut dimaksudkan supaya si pemancing berpura-pura ikut menawar harga sapi tersebut. Misalnya penuntun menawarkan sapi kepada pembeli dengan harga wolu setengah (8,5 juta rupiah) namun yang sebenarnya apabila ada yang menawar diatas wolung ewu(8 juta rupiah) sapi tersebut sudah dilepas atau diserahkan pembeli. pembeli tersebut misalkan menawar dengan harga pitung ewu(7 juta rupiah).  Kemudian datang si pemancing berpura-pura ikut menawar dengan harga enem ewu(6 juta rupiah). Dengan demikian pembeli merasa tawaranya masih lebih tinggi daripada si pemancing. Namun si pemancing kembali menawar dengan harga pitu setengah(7,5 juta rupiah). Seperti yang yang sudah direncanakan sebelumnya penuntun tidak melepas sapinya sebelum mencapai angka delapan juta. Kemudian penuntun mengatakan “aja banter-banter!” kepada si pemancing, hal ini dimaksudkan supaya pemancing tidak begitu tinggi didalam menawar harga sapi tersebut, sehingga pembeli yang asli mempunyai inisiatif untuk mengungguli tawaran yang diberikan si pemancing. Apabila pembeli menawar kembali dengan harga delapan juta, kemudian si pemancing kembali menawar dengan harga yang sedikit lebih tinggi, misalnya delapan juta seratus ribu rupiah. Dengan demikian pembeli asli ada kemungkinan akan menawar lebih tinggi lagi. Sehingga dengan persaingan diantara kedua pembeli tersebut akan menaikan keuntungan menjualkan sapi dari harga yang sudah dipatok pemilik.
Bahasa jargon diatas biasanya dilengkapi dengan gerak tubuh, yaitu menepuk badan sapi, dimana satu tepukan menandakan angka seratus ribu rupiah atau yang telah disepakati. Dengan tujuan supaya si pemancing mengetahui berapa tawaran yang diinginkan penuntun untuk memancing pembeli menaikan tawaranya.



A : “ Ndaginge kaya ngene ta pak!”
B : “iya, sepuluh ewu aku gelem iki”
A : “wah, wis payu pak! Telat kowe”

·                     “Ndaging”

Kata tersebut diungkapkan penuntun sapi kepada si pemancing setelah tawaran pembeli disepakati. Si pemancing lain supaya menawar sapi justru dengan harga yang tinggi, supaya calon pembeli merasa bangga dengan tawaranya, karena merasa mendapat harga yang murah.
Bahasa jargon diatas biasanya digantikan dengan gerak tubuh, yaitu dengan menarik (menjewer) kulit sapi. Supaya pemancing memberikan tawaran yang tinggi.

  1. Tujuan penggunaan bahasa jargon

a.       Komunitas pedagang sapi atau belantik di pasar hewan Boyolali menggunakan bahasa jargon adalah untuk merahasiakan bentuk kerjasama dengan teman sekelompoknya.

b.      Supaya keefektifan didalam memancing para pembeli terkesan nyata tanpa di skenario.
 
c.       Supaya para pembeli membeli sapi mereka dengan harga yang tinggi.



  


BAB V
PENUTUP

4.1.  Simpulan

Bahasa adalah metode atau alat penyampaian ide, perasaan, dan keinginan yang sungguh manusiawi dan noninstingtif dengan mempergunakan sistem simbol- simbol yang dihasilkan dengan sengaja dan sukarela. Bahasa adalah sebagai sistem tanda atau sistem lambang, sebagai alat komunikasi, dan digunakan oleh kelompok manusia atau masyarakat.
 Bahasa merupakan bunyi yang dihasilkan oleh alat ucap berupa bentuk dan makna, sistem tanda atau sistem lambang, sebagai alat komunikasi, dan digunakan oleh kelompok manusia atau masyarakat untuk mengindenfikasi diri dalam makna yang berkaitan dengan penggunaan bahasa yang terdapat dalam kata yang diucapkan.
Bahasa jargon tidak hanya merupakan sarana untuk berkomunikasi, melainkan sebuah bahasa yang menjadi ciri khas, tradisi dan budaya yang pantas dilestarikan, supaya senantiasa berkembang tidak hilang ditelan jaman

















   LAMPIRAN



 DAFTAR PUSTAKA



http://www.google.com/doc/9678465/Sociolinguistic





Tidak ada komentar:

Posting Komentar