PERBANDINGAN OTAK PRIA DAN WANITA
DALAM ASPEK NEUROLOGI BAHASA
Disusun untuk memenuhi tugas akhir
semester Mata Kuliah Psikolinguistik
Dosen Pengampu, Prembayun Miji Lestari,S.S.,M.Hum.
Oleh:
Noel Tri Darmasto
2601410030
Rombel 2
PENDIDIKAN
BAHASA DAN SASTRA JAWA
FAKULTAS
BAHASA DAN SENI
UNIVERSITAS
NEGERI SEMARANG
2012
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Tuhan
yang telah menolong hamba-Nya menyelesaikan makalah ini dengan penuh kemudahan.
Tanpa pertolongan-Nya mungkin penyusun tidak akan sanggup menyelesaikan dengan
baik.
Makalah ini disusun agar
pembaca dapat mengetahui betapa besar pentingnya mempelajari Psikolinguistik
khususnya bahasa jawa terhadap mutu pendidikan yang kami sajikan berdasarkan
pengamatan dari berbagai sumber. Makalah ini di susun oleh penyusun dengan
berbagai rintangan. Baik itu yang datang dari diri penyusun maupun yang datang
dari luar. Namun dengan penuh kesabaran dan terutama pertolongan dari Tuhan
akhirnya makalah ini dapat terselesaikan.
Makalah ini memuat tentang
“Perbandingan otak pria dan wanita dalam aspek neurologi bahasa” dan sengaja
dipilih karena menarik perhatian penulis untuk dicermati dan perlu mendapat
dukungan dari semua pihak yang peduli terhadap dunia pendidikan.
Penyusun juga
mengucapkan terima kasih kepada dosen pembimbing yang telah banyak membantu
penyusun agar dapat menyelesaikan makalah ini.
Semoga makalah ini dapat
memberikan wawasan yang lebih luas kepada pembaca. Walaupun makalah ini
memiliki kekurangan. Penyusun mohon untuk saran dan kritiknya.
Penulis
BAB
I
PENDAHULUAN
1.1. Latar
Belakang
Bahasa
dapat dikaji secara internal maupun eksternal. Kajian secara internal bahasa
dapat dilakukan terhadap struktur internal bahasa itu, seperti struktur
fonologi, morfologi, sintaksis, sampai struktur wacana. Kajian eksternal
berhubungan dengan faktor-faktor atau
hal-hal yang ada di luar bahasa, seperti factor sosial, psikologi,
etnis, seni dan sebagainya.
Kajian
bahasa yang berhubungan dengan factor di luar bahasa dapat melahirkan disiplin
ilmu baru yang merupakan kajian dua bidang ilmu atau lebih. Psikolinguistik
adalah kajian antara psikologi dan linguistic. Linguistic mengkaji struktur
bahasa sedangkan psikologi mengkaji perilaku berbahasa atau proses berbahasa.
Psikologi secara harfiah berarti ilmu jiwa. Disiplin ilmu yang mencoba mengkaji
keadaan jiwa yang bisa diamati. Ada kalanya manusia mengalami gejala-gejala
tertentu misalnya murung, sedih, riang senang dan sebagainya. Psikolinguistik
disini mencoba menganalisis bahasa yang dituturkan oleh manusia yang
dipengaruhi oleh keadaan jiwa seseorang.
Bahasa
merupakan alat interaksi sosial dalam arti alat untuk menyampaikan pikiran,
gagasan, konsep dan juga perasaan. Bahasa memiliki fungsi-fungsi untuk
mewujudkan pernyataan senang, benci, kagum, marah, jengkel, dan sebagainya.
Dalam makalah
ini, penulis mencoba menganalisis perbedaan
otak wanita dan pria yang berkaitan dengan aspek Neurologi Bahasa. Neurologi
Bahasa adalah proses kebahasaan yang dikendalikan oleh otak, yang merupakan
alat pengatur dan pengendali gerak semua aktivitas manusia.
Dalam Buku Abdul Chaer
mengenai Aspek Neurologi Bahasa, membahas tentang Otak wanita. Dimana menurut
beberapa pendapat
Ahli, otak wanita dinilai lebih seimbang, lebih tajam, lebih awet dan selektif
daripada otak pria.
Dalam penelitian ini
akan membahas perbandingan
respon Mahasiswi dan Mahasiswa
Rombel 2 Semester 5 PBSJ UNNES apabila dihadapkan dengan suatu masalah tertentu
dan kaitanya dengan perbandingan
otak pria dan
wanita dalam aspek neurologi bahasa.
1.2.
Rumusan
Masalah
Berdasarkan latar
belakang masalah diatas, dapat dirumuskan masalah sebagai berikut.
1.
Bagaimana
respon Mahsiswa dan Mahasiswi Rombel 2 Semester 5 PBSJ UNNES apabila dihadapkan
dengan suatu masalah tertentu, yang kaitanya dengan perbandingan otak pria dan
wanita dalam aspek neurologi bahasa?
2.
Apakah
benar pendapat para ahli dalam buku Abdul Chaer mengenai Otak wanita, yang
dinilai lebih seimbang, lebih tajam, lebih awet dan selektif daripada pria
dalam aspek neurologi bahasa?
1.3. Tujuan
Penulisan
1. Mengetahui bagaimana bentuk respon
Mahsiswa dan Mahasiswi Rombel 2 Semester 5 PBSJ UNNES apabila dihadapkan dengan
suatu masalah tertentu, yang kaitanya dengan perbandingan otak pria dan wanita
dalam aspek neurologi bahasa.
2. Mengetahui kebenaran pendapat para
ahli dalam buku Abdul Chaer mengenai Otak wanita, yang dinilai lebih seimbang,
lebih tajam, lebih awet dan selektif daripada pria dalam aspek neurologi
bahasa.
BAB
II
KAJIAN PUSTAKA
2.1. Fungsi-fungsi
bahasa
Menurut
Abdul Chaer, fungsi bahasa adalah sebagai alat interaksi sosial, dalam arti
alat untuk menyampaikan pikiran, gagasan, konsep, atau juga perasaan. Wardhaugh
(1972) seorang pakar sosiolinguistik juga mengatakan bahwa fungsi bahasa adalah
alat komunikasi manusia, baik lisan maupun tulisan. Namun fungsi ini sudah
mencakup linma fungsi dasar yaitu menurut Kinneavy disebut fungsi ekspresi,
informasi, fungsi eksplorasi, fungsi persuasi dan fungsi entertainmen.
(Michael, 1967:51).
Kelima
fungsi dasar itu mewadai konsep bahwa bahasa alat untuk melahirkan
ungkapan-ungkapan batin yang ingin disampaikan seorang penutur kepada orang
lain. Pernyataan senang, benci, kagum,
marah, jengkel, sedih dan kecewa, dapat diungkapkan dengan bahasa, meskipun tingkah
laku, gerak gerik dan mimik juga berperan dalam mengungkapkan ekspresi batin
itu.
Pada dasarnya, bahasa memiliki fungsi-fungsi tertentu yang
digunakan berdasarkan kebutuhan seseorang, yakni sebagai alat untuk
mengekspresikan diri, sebagai alat untuk berkomunikasi, sebagai alat untuk
mengadakan integrasi dan beradaptasi sosial dalam lingkungan atau situasi
tertentu, dan sebagai alat untuk melakukan kontrol sosial (Keraf, 1997: 3)
2.2. Bahasa
sebagai alat komunikasi
Komunikasi
merupakan akibat yang lebih jauh dari ekspresi diri. Komunikasi tidak akan
sempurna bila ekspresi diri tidak diterima atau dipahami oleh orang lain.
Dengan komunikasi pula dapat mempelajari dan mewarisi semua yang pernah dicapai
oleh nenek moyang, serta apa yang dicapai oleh orang-orang yang sezaman dengan.
Sebagai
alat komunikasi, bahasa merupakan saluran perumusan maksud, melahirkan perasaan
dan memungkinkan menciptakan kerja sama dengan sesama warga. Ia mengatur
berbagai macam aktivitas kemasyarakatan, merencanakan dan mengarahkan masa
depan (Gorys Keraf, 1997 : 4).
Pada
saat menggunakan bahasa sebagai alat komunikasi, sudah memiliki tujuan
tertentu. Misalnya ingin dipahami oleh orang lain, ingin menyampaikan gagasan
yang dapat diterima oleh orang lain, ingin membuat orang lain yakin terhadap
pandangan yang diyakini, ingin mempengaruhi orang lain dan lebih jauh lagi,
ingin orang lain membeli hasil pemikiran yang ada. Jadi, dalam hal ini pembaca
atau pendengar atau khalayak sasaran menjadi perhatian utama. Ketika
menggunakan bahasa harus memperhatikan kepentingan dan kebutuhan khalayak
sasaran.
Pada
saat seseorang menggunakan bahasa sebagai alat untuk berkomunikasi, juga harus mempertimbangkan
apakah bahasa yang digunakan laku untuk dijual. Oleh karena itu, seringkali
terdengar istilah “bahasa yang komunikatif”. Misalnya, kata makro hanya dipahami oleh
orang-orang dan tingkat pendidikan tertentu, namun kata besar atau luas
lebih mudah dimengerti oleh masyarakat umum. Kata griya, misalnya, lebih sulit dipahami dibandingkan kata rumah atau wisma. Dengan kata lain, kata
besar, luas, rumah, wisma, dianggap lebih komunikatif karena bersifat
lebih umum. Sebaliknya, kata-kata griya atau makro akan memberi nuansa lain pada bahasa yang digunakan,
misalnya, nuansa keilmuan, nuansa intelektualitas, atau nuansa tradisional.
Bahasa
sebagai alat ekspresi diri dan sebagai alat komunikasi sekaligus pula merupakan
alat untuk menunjukkan identitas diri. Melalui bahasa, dapat menunjukkan sudut
pandang, pemahaman atas suatu hal, asal usul bangsa dan negara, pendidikan,
bahkan sifat seseorang. Bahasa menjadi cermin diri, baik sebagai bangsa maupun
sebagai diri sendiri.
2.3.
Masalah Komunikasi
Berkurangnya neuron pada area-area otak tertentu
juga dapat menghambat komunikasi antar sel dengan mengurangi fungsi spesifik
dari area-area tersebut. Otak yang mengalami penuaan mudah kehilangan neuron
pada bagian-bagian yang memproduksi neutrotransmiter yang paling penting bagi
ingatan, termasuk di antaranya adalah asetilkolin, dopamin, dan serotonin.
Semakin sedikit neuron pada area tersebut berarti berkurangnya jumlah
neutrotransmiter kunci tersebut, yang dapat menyebabkan munculnya permasalahan
yang umum terjadi di usia separuh baya, seperti sulit berkonsentrasi dan
mengingat yang anda baca.
Salah satu perubahannya adalah perubahan jumlah
dan fungsi reseptor, titik kait pada neuron dimana neutronamiter berada saat
neuron mengirim pesan satu sama lain.
Perubahan lain adalah perkembangan, luka atau
jejas (lesion) pada usia sekitar 60-an, kerusakan pada materri putih otak,
yakni berkas akson yang mengirimkan pesan ke seluruh otak dan sistem saraf
pusat.
Kita belum mengetahui cara untuk menanggulangi
terbentuknya luka pada materi putih ini di usia tua, tetapi kita tahu bahwa
kerusakan tersebut lebih umum terjadi pada orang-orang tertentu dibandingkan
dengan orang lain.
2.4. Faktor-faktor neurologis
1. Gen
Gen membantu menentukan cara otak anda
berkembang dan tumbuh selama hidup anda. Gen anda mempengaruhi seberapa kuat
ingatan anda pada saat awalnya dan seberapa besar penurunannya seiring dengan
proses penuaan. Dan gen juga mempengaruhi resiko anda terhadap penyakit yang
merusak ingatan, termasuk ingatan alzhaimer, hipertensi, dan depresi.
- Hormon
Banyak perempuan menyadari masalah ingatan
selama masa menopause, ketika kadar esterogen mereka menurun secara dramatis. Bisa jadi esterogenlah yang
membantu ingatan, dengan melindungi neuron, seperti yang dinyatakan oleh dari
hasil beberapa penilaian laboratorium.
Sebagai mana pada laki-laki mereka yang memiliki
kadar testosteron yang tinggi di dalam darah memiliki daya ingat visual dna
verbal yang lebih baik di bandingkan dengan laki-laki dengan kadar testosteron
yang rendah, demikian hasil dari penelitian skala besar oleh National Intitute
on Aging. Kadar testosteron yang rendah dapat meningkatkan resiko gangguan daya
ingat.
BAB
III
METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Lokasi Penelitian
Lokasi yang dijadikan sebagai objek kajian penelitian adalah mahasiswa dan mahasiswi rombel
2 semester 5 jurusan Pendidikan Bahasa Jawa Universitas Negeri Semarang.
3.2 Data dan Sumber Data
Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah
berupa percakapan yang dilakukan oleh peneliti dan lawan tuturnya yaitu mahasiswi rombel 2 dan pengisian angket oleh
mahasiswa dan mahsiswi rombel 2. Dimana angket tersebut berisi berbagai
pertanyaan yang erat kaitanya dengan aspek-aspek neurologi bahasa. sumber data di peroleh secara langsung, dan di
catat oleh peneliti.
3.3 Teknik Pengumpulan Data
1. Observasi (Pengamatan)
Teknik observasi atau pengamatan ini digunakan
untuk memperoleh data tentang apakah berdasarkan perbedaan gender atau jenis kelamin objek memiliki perbedaan kemampuan otak, yang merupakan
pengatur dan pengendali gerak semua aktivitas manusia. Teknik ini dilakukan dengan melihat percakapan
yang dilakukan oleh objek dan lawan tuturnya.
2. Wawancara
Teknik wawancara yang digunakan adalah dengan mewawancarai
informan yaitu mahasiswa dan mahsiswi sebagai objek yang di teliti. Wawancara ini dilakukan dengan cara merekam apa yang dituturkan oleh informan.
3. Dokumentasi
Dokumentasi merupakan suatu teknik pengumpulan data yang dilakukan
dengan mengumpulkan dan mengorganisir dokumen-dokumen yang terkait dengan tujuan penelitian.
Dokumen yang dapat dijadikan sebagai pendukung data penelitian ini berupa foto
ketika melakukan percakapan.
3.4 Teknik Analisis Data
Hasil yang didapat dari pengumpulan data adalah
berupa teks lisan maupun tulis. Teks lisan diperoleh melalui hasil wawancara
dengan informan secara langsung yang berupa rekaman.
BAB IV
ANALISIS DAN
PEMBAHASAN
Didalam
Buku Abdul Chaer mengenai aspek-aspek neurologi bahasa dijelaskan, bahwa
menurut beberapa pendapat ahli Otak wanita lebih diunggulkan daripada pria.
Pertama, wanita memiliki otak yang lebih seimbang. yang dijelaskan penggunaan
otak kiri dan kanan yang dilakukan secara serentak membuat wanita lebih lincah
dalam penguasaan verbal dibandingkan pria. Selain kelebihan tersebut disisi
lain wanita tidak tegas didalam mengambil keputusan dibandingkan pria. Namun,
sebenarnya wanita lebih peka dan lebih menditeksi pada hal-hal yang tidak
tampak, seperti mengetahui seseorang yang sedang menyembunyikan kemurunganya,
seseorang yang sedang gelisah. Jadi dengan adanya kerja sama emosi, rasio dan
institusi menyebabkan wanita tidak melihat segala sesuatu secara apa adanya
seperti yang dilakukan pria. Kedua, wanita memiliki otak yang lebih tajam, yang
dijelaskan otak wanita memiliki daya ingat yang lebih tajam dibandingkan pria,
menurut Dr. Thomas crook, otak wanita memiliki cara kerja yang unik didalam
menyimpan informasi ke dalam bank memorinya, yaitu dengan cara menyangkutkanya
pada daerah emosi sehingga memori yang tersimpan akan lebih cepat muncul.
Ketiga wanita memiliki otak yang lebih awet dan selektif, dijelaskan ekspresi
primitif pria berupa agresi dan kekerasan sedang ekspresi primitif wanita
berupa ekspresi simbolis, seperti gerak dan kata-kata. Dengan kata lain pria
cenderung kearah agresi dan gerak fisik atau berkelahi sedangkan wanita kearah
yang lebih beradap yaitu bergerak dan berbicara daripada berkelahi.
Berikut
merupakan hasil penelitian berupa wawancara yang dilakukan peneliti terhadap
salah satu objek teliti yaitu mahasiswi rombel 2 yang dapat digunakan sebagai
acuan sekaligus pembuktian berbagi pendapat ahli diatas.
Konteks
: Peneliti melakukan wawancara langsung
terhadap objek teliti dengan mengajukan berbagai pertanyaan yang berkaitan
dengan keseimbangan otak seperti yang telah dijelaskan diatas. Objek teliti
cukup menjawab setuju atau tidak setuju dengan disertai alasan baik untuk
jawaban setuju maupun tidak setuju.
Peneliti : “Membeli barang yang
berkualitas sedikit rendah meskipun ada barang yang berkualitas namun dengan
harga lebih mahal, yang apabila membelinya harus memotong jatah makan anda selama
dua hari”
Objek : “setuju,
karena meskipun kualitas barang tersebut sedikit lebih rendah yang penting
kebutuhan makan saya tetap tercukupi”
Peneliti
: “Apabila barang itu kosmetik. disini
ada dua buah kosmetik, dimana kosmetik a berharga mahal namun kualitas terjamin
dan kosmetik b berharga murah tetapi kulitas sedikit kurang terjamin. Sesuai
jawaban anda didepan, pakah anda tetap memilih kosmetik b?”
Objek : “Tapi
kosmetiknya itu apa dulu?”
Peneliti
: “Kosmetiknya berupa bedak, bedak
yang mahal membuat wajah anda terlihat cerah bersinar sedangkan bedak yang
murah membuat wajah anda cerah bersinar namun tidak tahan lama dimana
sewaktu-waktu membuat wajah anda kembali meredup. Apakah anda tetap memilih
bedak yang murah?”
Objek : “Wah
kalau gitu aku milih bedak yang mahal saja”
Peneliti
: “Berarti anda siap untuk tidak makan
selama dua hari?”
Objek : “Iya
engga apa-apa, itung-itung sekalian menjalankan program diet”
Dari
percakapan diatas dapat dilihat, bahwa berbagai pendapat ahli ada benarnya.
Dimana wanita sangat selektif dalam memilih barang, hal ini terbukti dalam
jawaban pertama, Ia ingin mendapatkan barang yang berharaga murah meskipun
sedikit kurang terjamin daripada yang berkualitas tetapi mahal. Percakapan
diatas juga menunjukan kalau wanita sebenarnya sangat tegas didalam mengambil
keputusan. hal ini terbukti, setelah barang yang dimaksud berupa bedak untuk
wajah, Ia lebih memilih yang berkualitas meskipun mahal, hal ini dikarenakan
bagi dirinya penampilan menjadi prioritas utama dibandingkan kebutuhan lain,
seperti kebutuhan makan.
Peneliti
: “Lanjut
pada pertanyaan berikutnya, Apakah anda mempunyai pacar?”
Objek : “Iya,
punya”
Peneliti : “Membentak dan memarahi pacar anda yang ketahuan selingkuh,
meskipun Ia sedang dalam keadaan sakit. Apakah anda setuju?”
Objek : “Tidak
setuju, karena dia sedang sakit kalau saya bentak dan saya marahi takutnya
nanti sakitnya jadi tambah parah”
Peneliti : “Berarti
anda hanya diam saja dan membiarkan pacar anda selingkuh dengan wanita lain?”
Objek : “ya
tidak begitu, mungkin saya akan menegurnya secara halus tidak harus dengan
membentak-bentak”
Dari
percakapan diatas dapat dilihat, bahwa berbagai pendapat ahli ada benarnya.
Pertama wanita memiliki otak yang sangat seimbang. terbukti Ia tidak ingin
membentak dan memarahi pacarnya yang sedang sakit meskipun Ia mengetahui
pacarnya berselingkuh. Dari hal itu dapat dilihat bahwa wanita tidak melihat
segala sesuatu secara apa adanya, Ia lebih peduli pada kondisi pacarnya yang
sedang sakit daripada mengurusi masalah yang terjadi saat itu. Kedua dari
percakapan diatas wanita terbukti memiliki otak yang selektif, dimana untuk
mengekspresikan kemarahanya ia cenderung menggunakan ekspresi simbolis yaitu
dengan berbicara daripada menggunakan fisik atau berkelahi.
Peneliti : “Pertanyaan
selanjutnya. Berkata bohong atau membohongi dosen supaya lulus ujian, karena
bila berkata terus terang anda harus mengulang mata kuliah beliau tahun depan?”
Objek : “Maksudnya
berbohong bagaimana?”
Peneliti : “Apabila
dosen meminta anda menilai pekerjaan anda sendiri. namun pada kenyataanya nilai
anda belum mencapai kelulusan, dengan demikian jalan satu-satunya anda merubah
nilai tersebut dan baru melaporkanya pada dosen supaya lulus. apakah anda
setuju?”
Objek : “Setuju,
iya bagaimana lagi, kalau memang jalan satu-satunya supaya lulus harus
berbohong, daripada nanti harus susah-susah mengaulang kuliah lagi”
Dari
percakapan diatas dapat dilihat, bahwa wanita memiliki otak yang tajam,
terbukti memory yang terekam saat mengikuti kuliah tersebut muncul. dimana Ia
takut atau trauma mengulang kuliah yang telah satu semester Ia tempuh harus
diulang kembali, sehingga jalan berbohongpun tetap dilakukanya agar lulus ujian
mata kuliah tersebut.
Peneliti : “Pertanyaan selanjutnya, pengalaman paling
berkesan yang pernah anda lakukan bersama pacar adalah saat berdua dalam
situasi yang membahagiakan”
Objek : “Tidak,
justru pengalaman yang menyedihkan menjadi pengalaman yang sangat berkesan saat
bersama pacar saya”
Peneliti : “Tolong
diceritakan mengapa pengalaman tersebut menjadi sangat berkesan”
Objek :Saat itu saya dan pacar saya
berboncengan menggunakan sepeda motor menuju Solo, diseparuh perjalanan
tepatnya saat berada dijalur alternatif kota Salatiga, saya menggantikan pacar
saya mengendarai motor, karena kondisi jalan saat itu memang sepi dan cukup
lebar. Namun tidak disangka dijalan tersebut terdapat razia kendaraan, saya
yang kebetulan mengendarai motor dan tidak mempunyai SIM, kemudian bergegas
berpindah posisi dengan pacar saya. namun hal itu sudah diketahui Polisi yang
melakukan razia saat itu. Kamipun akhirnya di sidang ditempat dan diwajibkan
membayar denda. kejadian itu yang membuat berkesan dan tidak akan terlupakan
dalam hidup saya”
Dari
percakapan diatas dapat dilihat bahwa wanita memiliki otak yang tajam, hal ini
terbukti, objek dapat dengan cepat menentukan pengalaman yang dianggap paling
berkesan dalam hidupnya dan kemudian dapat menceritakanya dengan lancar. Hal
ini dapat dibuktikan dalam rekaman proses wawancara pada saat itu.
Berikut
wawancara dengan salah satu Mahasiswa rombel 2 dengan konteks dan pertanyaan
yang sama seperti wawancara dengan Mahasiswi diatas.
Peneliti : “Membeli
barang yang berkualitas sedikit rendah meskipun ada barang yang berkualitas
namun dengan harga lebih mahal, yang apabila membelinya harus memotong jatah
makan anda selama dua hari”
Objek : “Setuju,
daripada nanti saya mati kelaparan”
Peneliti : “Jadi
apapun barangnya anda tetap memilih yang murah dan sedikit kurang berkulitas?”
Objek : “Iya
apapun itu kalau harus menghilangkan jatah makan selama dua hari saya tetap
tidak kuat, daripada nanti saya malah sakit”
Dari
percakapan diatas dapat dilihat bahwa pria memiliki otak yang selektif,
terbukti Ia tetap memilih Barang yang kurang berkulitas dengan harga yang
murah, dibandingkan barang yang berkualitas dengan harga yang mahal. Selain itu
pria juga sangat tegas dalam mengambil keputusan, terbukti Ia tidak ingin jatah
makanya diambil untuk keperluan lain.
Peneliti : “Lanjut pada pertanyaan berikutnya, Apakah
anda mempunyai pacar?”
Objek : “Punya”
Peneliti : “Membentak dan memarahi pacar anda yang ketahuan selingkuh,
meskipun Ia sedang dalam keadaan sakit. Apakah anda setuju?”
Objek : “Setuju, tetapi tidak harus dengan membentak ataupun memarahinya,
saya cukup memutus hubungan pacaran kita saja, karena dari situ sudah terbukti
kalau Dia tidak setia dengan saya, jadi untuk apa saya mempertahankanya”
Peneliti : “Kalau
setelah pacar anda mendengar kalau anda putus lalu sakit pacar anda semakin
parah bagaimana?”
Objek : “Iya
tidak mungkin, kan dia sudah punya yang lain, mana mungkin Ia memikirkan saya.
Justru saya yang sakit hati”
Dari
percakapan diatas dapat dilihat bahwa pria memiliki otak yang sangat tegas didalam
mengambil keputusan, terbukti Ia lebih memilih memutus hubungan dengan pacarnya
tersebut apabila diselingkuhi. Selain itu dari percakapan diatas dapat dilihat
bahwa ekspresi emosi pria tidak selalu diekspresikan dengan fisik atau
bertengkar, ia juga memilih ekspresi simbolis seperti halnya yang dilakukan
wanita.
Peneliti : “Pertanyaan selanjutnya, pengalaman paling
berkesan yang pernah anda lakukan bersama pacar adalah saat berdua dalam
situasi yang membahagiakan?”
Objek : “Iya
itu salah satunya”
Peneliti : “Tolong
anda ceritakan pengalaman berkesan anda tersebut”
Objek : “Cerita
apa ya.. iya intinya dulu saya dan pacar saya bertamasya bersama untuk
merayakan satu tahun kita berpacaran”
Dari
percakapan diatas dapat dilihat bahwa pria memiliki otak yang kurang tajam,
dimana dari percakapan tersebut Ia bingung dalam menentukan cerita mana yang
paling berkesan dan Ia juga lupa menceritakan bagian mana yang menjadikan
peristiwa saat itu sangat berkesan. Hal ini terbukti dalam rekaman wawancara
yang dilakukan peneliti.
BAB
V
PENUTUP
4.1. Simpulan
Fungsi
bahasa sebagai alat interaksi sosial, dalam arti alat untuk menyampaikan
pikiran, gagasan, konsep dan juga perasaan.
Fungsi dasar tersebut mewadahi konsep bahwa bahasa merupakan alat untuk
melahirkan ungkapan-ungkapan batin yang ingin disampaikan seorang penutur
kepada orang lain. Pernyataan senang, benci, kagum, marah, jengkel, sedih, dan
kecewa dapat diungkapkan dengan bahasa. Dan semua itu sangat erat kaitanya dengan otak, sebagai pengendali seluruh
gerak dan aktifitas manusia.
Dari berbagai analisis diatas,
terkait dengan keselektifan, keseimbangan dan ketajaman otak, baik pria maupun
wanita sama-sama memiliki kelebihan dan kekurangan. Dimana hal itu sangat erat
kaitanya dengan psikis, sifat dan karakter dari masing-masing manusia itu
sendiri. Dan hal itu tidak ada kaitanya dengan perbedaan gender atau jenis
kelamin.
Keseimbangan, keselektifan maupun
ketajaman seseorang bagi saya tidak begitu tepat apabila didasarkan pada jenis
kelamin. Karena semuanya itu dapat berubah sewaktu-waktu tergantung pada
situasi dan kondisi psikis seseorang pada saat itu.
Dari berbagai kelebihan dan
kekurangan yang dimiliki pria ataupun wanita itulah yang menurut saya sebagai
cara Tuhan untuk menyatukan kedua insan ini untuk saling melengkapi.
DAFTAR
PUSTAKA
Chaer, Abdul. 2003. Psikolinguistik Kajian Teoretik. Jakarta: Rineka Cipta.
http://www.scribt.co.id/doc/ otak wanita.
http://www.scribt.co.id/doc/ Faktor-faktor
neurologis .
Tidak ada komentar:
Posting Komentar