Kamis, 03 Juli 2014

NEUROLOGI BAHASA

 









PERBANDINGAN OTAK PRIA DAN WANITA
DALAM ASPEK NEUROLOGI BAHASA

Disusun untuk memenuhi tugas akhir semester Mata Kuliah Psikolinguistik
Dosen Pengampu, Prembayun Miji Lestari,S.S.,M.Hum.




Oleh:

Noel Tri Darmasto
2601410030
Rombel 2




PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA JAWA
FAKULTAS BAHASA DAN SENI
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
2012

KATA PENGANTAR

              Segala puji bagi Tuhan yang telah menolong hamba-Nya menyelesaikan makalah ini dengan penuh kemudahan. Tanpa pertolongan-Nya mungkin penyusun tidak akan sanggup menyelesaikan dengan baik.
              Makalah ini disusun agar pembaca dapat mengetahui betapa besar pentingnya mempelajari Psikolinguistik khususnya bahasa jawa terhadap mutu pendidikan yang kami sajikan berdasarkan pengamatan dari berbagai sumber. Makalah ini di susun oleh penyusun dengan berbagai rintangan. Baik itu yang datang dari diri penyusun maupun yang datang dari luar. Namun dengan penuh kesabaran dan terutama pertolongan dari Tuhan akhirnya makalah ini dapat terselesaikan.
              Makalah ini memuat tentang “Perbandingan otak pria dan wanita dalam aspek neurologi bahasa” dan sengaja dipilih karena menarik perhatian penulis untuk dicermati dan perlu mendapat dukungan dari semua pihak yang peduli terhadap dunia pendidikan.
              Penyusun juga mengucapkan terima kasih kepada dosen pembimbing yang telah banyak membantu penyusun agar dapat menyelesaikan makalah ini.
              Semoga makalah ini dapat memberikan wawasan yang lebih luas kepada pembaca. Walaupun makalah ini memiliki kekurangan. Penyusun mohon untuk saran dan kritiknya.


                                                                                                Penulis










BAB I
PENDAHULUAN

1.1.   Latar Belakang
            Bahasa dapat dikaji secara internal maupun eksternal. Kajian secara internal bahasa dapat dilakukan terhadap struktur internal bahasa itu, seperti struktur fonologi, morfologi, sintaksis, sampai struktur wacana. Kajian eksternal berhubungan dengan faktor-faktor atau  hal-hal yang ada di luar bahasa, seperti factor sosial, psikologi, etnis, seni dan sebagainya.
            Kajian bahasa yang berhubungan dengan factor di luar bahasa dapat melahirkan disiplin ilmu baru yang merupakan kajian dua bidang ilmu atau lebih. Psikolinguistik adalah kajian antara psikologi dan linguistic. Linguistic mengkaji struktur bahasa sedangkan psikologi mengkaji perilaku berbahasa atau proses berbahasa. Psikologi secara harfiah berarti ilmu jiwa. Disiplin ilmu yang mencoba mengkaji keadaan jiwa yang bisa diamati. Ada kalanya manusia mengalami gejala-gejala tertentu misalnya murung, sedih, riang senang dan sebagainya. Psikolinguistik disini mencoba menganalisis bahasa yang dituturkan oleh manusia yang dipengaruhi oleh keadaan jiwa seseorang.
            Bahasa merupakan alat interaksi sosial dalam arti alat untuk menyampaikan pikiran, gagasan, konsep dan juga perasaan. Bahasa memiliki fungsi-fungsi untuk mewujudkan pernyataan senang, benci, kagum, marah, jengkel, dan sebagainya. Dalam makalah ini, penulis mencoba menganalisis perbedaan otak wanita dan pria yang berkaitan dengan aspek Neurologi Bahasa. Neurologi Bahasa adalah proses kebahasaan yang dikendalikan oleh otak, yang merupakan alat pengatur dan pengendali gerak semua aktivitas manusia.
            Dalam Buku Abdul Chaer mengenai Aspek Neurologi Bahasa, membahas tentang Otak wanita. Dimana menurut beberapa pendapat Ahli, otak wanita dinilai lebih seimbang, lebih tajam, lebih awet dan selektif daripada otak pria.
            Dalam penelitian ini akan membahas perbandingan respon Mahasiswi dan Mahasiswa Rombel 2 Semester 5 PBSJ UNNES apabila dihadapkan dengan suatu masalah tertentu dan kaitanya dengan perbandingan otak pria dan wanita dalam aspek neurologi bahasa.

1.2.  Rumusan Masalah
 Berdasarkan latar belakang masalah diatas, dapat dirumuskan masalah sebagai berikut.
1.    Bagaimana respon Mahsiswa dan Mahasiswi Rombel 2 Semester 5 PBSJ UNNES apabila dihadapkan dengan suatu masalah tertentu, yang kaitanya dengan perbandingan otak pria dan wanita dalam aspek neurologi bahasa?

2.    Apakah benar pendapat para ahli dalam buku Abdul Chaer mengenai Otak wanita, yang dinilai lebih seimbang, lebih tajam, lebih awet dan selektif daripada pria dalam aspek neurologi bahasa?


1.3.   Tujuan Penulisan
1. Mengetahui bagaimana bentuk respon Mahsiswa dan Mahasiswi Rombel 2 Semester 5 PBSJ UNNES apabila dihadapkan dengan suatu masalah tertentu, yang kaitanya dengan perbandingan otak pria dan wanita dalam aspek neurologi bahasa.
2. Mengetahui kebenaran pendapat para ahli dalam buku Abdul Chaer mengenai Otak wanita, yang dinilai lebih seimbang, lebih tajam, lebih awet dan selektif daripada pria dalam aspek neurologi bahasa.










BAB II
KAJIAN PUSTAKA

2.1.  Fungsi-fungsi bahasa

            Menurut Abdul Chaer, fungsi bahasa adalah sebagai alat interaksi sosial, dalam arti alat untuk menyampaikan pikiran, gagasan, konsep, atau juga perasaan. Wardhaugh (1972) seorang pakar sosiolinguistik juga mengatakan bahwa fungsi bahasa adalah alat komunikasi manusia, baik lisan maupun tulisan. Namun fungsi ini sudah mencakup linma fungsi dasar yaitu menurut Kinneavy disebut fungsi ekspresi, informasi, fungsi eksplorasi, fungsi persuasi dan fungsi entertainmen. (Michael, 1967:51).
            Kelima fungsi dasar itu mewadai konsep bahwa bahasa alat untuk melahirkan ungkapan-ungkapan batin yang ingin disampaikan seorang penutur kepada orang lain.  Pernyataan senang, benci, kagum, marah, jengkel, sedih dan kecewa, dapat diungkapkan dengan bahasa, meskipun tingkah laku, gerak gerik dan mimik juga berperan dalam mengungkapkan ekspresi batin itu.
            Pada dasarnya, bahasa memiliki fungsi-fungsi tertentu yang digunakan berdasarkan kebutuhan seseorang, yakni sebagai alat untuk mengekspresikan diri, sebagai alat untuk berkomunikasi, sebagai alat untuk mengadakan integrasi dan beradaptasi sosial dalam lingkungan atau situasi tertentu, dan sebagai alat untuk melakukan kontrol sosial (Keraf, 1997: 3)

2.2. Bahasa sebagai alat komunikasi

            Komunikasi merupakan akibat yang lebih jauh dari ekspresi diri. Komunikasi tidak akan sempurna bila ekspresi diri tidak diterima atau dipahami oleh orang lain. Dengan komunikasi pula dapat mempelajari dan mewarisi semua yang pernah dicapai oleh nenek moyang, serta apa yang dicapai oleh orang-orang yang sezaman dengan.
            Sebagai alat komunikasi, bahasa merupakan saluran perumusan maksud, melahirkan perasaan dan memungkinkan menciptakan kerja sama dengan sesama warga. Ia mengatur berbagai macam aktivitas kemasyarakatan, merencanakan dan mengarahkan masa depan (Gorys Keraf, 1997 : 4).
            Pada saat menggunakan bahasa sebagai alat komunikasi, sudah memiliki tujuan tertentu. Misalnya ingin dipahami oleh orang lain, ingin menyampaikan gagasan yang dapat diterima oleh orang lain, ingin membuat orang lain yakin terhadap pandangan yang diyakini, ingin mempengaruhi orang lain dan lebih jauh lagi, ingin orang lain membeli hasil pemikiran yang ada. Jadi, dalam hal ini pembaca atau pendengar atau khalayak sasaran menjadi perhatian utama. Ketika menggunakan bahasa harus memperhatikan kepentingan dan kebutuhan khalayak sasaran.
            Pada saat seseorang menggunakan bahasa sebagai alat untuk berkomunikasi, juga harus mempertimbangkan apakah bahasa yang digunakan laku untuk dijual. Oleh karena itu, seringkali terdengar istilah “bahasa yang komunikatif”. Misalnya, kata makro hanya dipahami oleh orang-orang dan tingkat pendidikan tertentu, namun kata besar atau luas lebih mudah dimengerti oleh masyarakat umum. Kata griya, misalnya, lebih sulit dipahami dibandingkan kata rumah atau wisma. Dengan kata lain, kata besar, luas, rumah, wisma, dianggap lebih komunikatif karena bersifat lebih umum. Sebaliknya, kata-kata griya atau makro akan memberi nuansa lain pada bahasa yang digunakan, misalnya, nuansa keilmuan, nuansa intelektualitas, atau nuansa tradisional.
            Bahasa sebagai alat ekspresi diri dan sebagai alat komunikasi sekaligus pula merupakan alat untuk menunjukkan identitas diri. Melalui bahasa, dapat menunjukkan sudut pandang, pemahaman atas suatu hal, asal usul bangsa dan negara, pendidikan, bahkan sifat seseorang. Bahasa menjadi cermin diri, baik sebagai bangsa maupun sebagai diri sendiri.

2.3.  Masalah Komunikasi
Berkurangnya neuron pada area-area otak tertentu juga dapat menghambat komunikasi antar sel dengan mengurangi fungsi spesifik dari area-area tersebut. Otak yang mengalami penuaan mudah kehilangan neuron pada bagian-bagian yang memproduksi neutrotransmiter yang paling penting bagi ingatan, termasuk di antaranya adalah asetilkolin, dopamin, dan serotonin. Semakin sedikit neuron pada area tersebut berarti berkurangnya jumlah neutrotransmiter kunci tersebut, yang dapat menyebabkan munculnya permasalahan yang umum terjadi di usia separuh baya, seperti sulit berkonsentrasi dan mengingat yang anda baca.
Salah satu perubahannya adalah perubahan jumlah dan fungsi reseptor, titik kait pada neuron dimana neutronamiter berada saat neuron mengirim pesan satu sama lain.
Perubahan lain adalah perkembangan, luka atau jejas (lesion) pada usia sekitar 60-an, kerusakan pada materri putih otak, yakni berkas akson yang mengirimkan pesan ke seluruh otak dan sistem saraf pusat.
Kita belum mengetahui cara untuk menanggulangi terbentuknya luka pada materi putih ini di usia tua, tetapi kita tahu bahwa kerusakan tersebut lebih umum terjadi pada orang-orang tertentu dibandingkan dengan orang lain.
2.4. Faktor-faktor neurologis
1.   Gen
Gen membantu menentukan cara otak anda berkembang dan tumbuh selama hidup anda. Gen anda mempengaruhi seberapa kuat ingatan anda pada saat awalnya dan seberapa besar penurunannya seiring dengan proses penuaan. Dan gen juga mempengaruhi resiko anda terhadap penyakit yang merusak ingatan, termasuk ingatan alzhaimer, hipertensi, dan depresi.
  1. Hormon
Banyak perempuan menyadari masalah ingatan selama masa menopause, ketika kadar esterogen mereka menurun  secara dramatis. Bisa jadi esterogenlah yang membantu ingatan, dengan melindungi neuron, seperti yang dinyatakan oleh dari hasil beberapa penilaian laboratorium.
Sebagai mana pada laki-laki mereka yang memiliki kadar testosteron yang tinggi di dalam darah memiliki daya ingat visual dna verbal yang lebih baik di bandingkan dengan laki-laki dengan kadar testosteron yang rendah, demikian hasil dari penelitian skala besar oleh National Intitute on Aging. Kadar testosteron yang rendah dapat meningkatkan resiko gangguan daya ingat.






BAB III
METODOLOGI PENELITIAN


3.1 Lokasi Penelitian
Lokasi yang dijadikan sebagai objek kajian penelitian adalah mahasiswa dan mahasiswi rombel 2 semester 5 jurusan Pendidikan Bahasa Jawa Universitas Negeri Semarang.

3.2 Data dan Sumber Data
Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah berupa percakapan yang dilakukan oleh peneliti dan lawan tuturnya yaitu mahasiswi rombel 2 dan pengisian angket oleh mahasiswa dan mahsiswi rombel 2. Dimana angket tersebut berisi berbagai pertanyaan yang erat kaitanya dengan aspek-aspek neurologi bahasa. sumber data di peroleh secara langsung, dan di catat oleh peneliti.

3.3 Teknik Pengumpulan Data
1. Observasi (Pengamatan)
Teknik observasi atau pengamatan ini digunakan untuk memperoleh data tentang apakah berdasarkan perbedaan gender atau jenis kelamin objek memiliki perbedaan kemampuan otak, yang merupakan pengatur dan pengendali gerak semua aktivitas manusia. Teknik ini dilakukan dengan melihat percakapan yang dilakukan oleh objek dan lawan tuturnya.
2. Wawancara
Teknik wawancara yang digunakan adalah dengan mewawancarai informan yaitu mahasiswa dan mahsiswi sebagai objek yang di teliti. Wawancara ini dilakukan dengan cara merekam apa yang dituturkan oleh informan.

3. Dokumentasi
Dokumentasi merupakan suatu teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan mengumpulkan dan mengorganisir dokumen-dokumen yang terkait dengan tujuan penelitian. Dokumen yang dapat dijadikan sebagai pendukung data penelitian ini berupa foto ketika melakukan percakapan.

3.4 Teknik Analisis Data
Hasil yang didapat dari pengumpulan data adalah berupa teks lisan maupun tulis. Teks lisan diperoleh melalui hasil wawancara dengan informan secara langsung yang berupa rekaman.






      











BAB IV
ANALISIS DAN PEMBAHASAN

Didalam Buku Abdul Chaer mengenai aspek-aspek neurologi bahasa dijelaskan, bahwa menurut beberapa pendapat ahli Otak wanita lebih diunggulkan daripada pria. Pertama, wanita memiliki otak yang lebih seimbang. yang dijelaskan penggunaan otak kiri dan kanan yang dilakukan secara serentak membuat wanita lebih lincah dalam penguasaan verbal dibandingkan pria. Selain kelebihan tersebut disisi lain wanita tidak tegas didalam mengambil keputusan dibandingkan pria. Namun, sebenarnya wanita lebih peka dan lebih menditeksi pada hal-hal yang tidak tampak, seperti mengetahui seseorang yang sedang menyembunyikan kemurunganya, seseorang yang sedang gelisah. Jadi dengan adanya kerja sama emosi, rasio dan institusi menyebabkan wanita tidak melihat segala sesuatu secara apa adanya seperti yang dilakukan pria. Kedua, wanita memiliki otak yang lebih tajam, yang dijelaskan otak wanita memiliki daya ingat yang lebih tajam dibandingkan pria, menurut Dr. Thomas crook, otak wanita memiliki cara kerja yang unik didalam menyimpan informasi ke dalam bank memorinya, yaitu dengan cara menyangkutkanya pada daerah emosi sehingga memori yang tersimpan akan lebih cepat muncul. Ketiga wanita memiliki otak yang lebih awet dan selektif, dijelaskan ekspresi primitif pria berupa agresi dan kekerasan sedang ekspresi primitif wanita berupa ekspresi simbolis, seperti gerak dan kata-kata. Dengan kata lain pria cenderung kearah agresi dan gerak fisik atau berkelahi sedangkan wanita kearah yang lebih beradap yaitu bergerak dan berbicara daripada berkelahi.  
Berikut merupakan hasil penelitian berupa wawancara yang dilakukan peneliti terhadap salah satu objek teliti yaitu mahasiswi rombel 2 yang dapat digunakan sebagai acuan sekaligus pembuktian berbagi pendapat ahli diatas.
Konteks :    Peneliti melakukan wawancara langsung terhadap objek teliti dengan mengajukan berbagai pertanyaan yang berkaitan dengan keseimbangan otak seperti yang telah dijelaskan diatas. Objek teliti cukup menjawab setuju atau tidak setuju dengan disertai alasan baik untuk jawaban setuju maupun tidak setuju.
Peneliti  :    Membeli barang yang berkualitas sedikit rendah meskipun ada barang yang berkualitas namun dengan harga lebih mahal, yang apabila membelinya harus memotong jatah makan anda selama dua hari”
Objek    :    “setuju, karena meskipun kualitas barang tersebut sedikit lebih rendah yang penting kebutuhan makan saya tetap tercukupi”
Peneliti :     “Apabila barang itu kosmetik. disini ada dua buah kosmetik, dimana kosmetik a berharga mahal namun kualitas terjamin dan kosmetik b berharga murah tetapi kulitas sedikit kurang terjamin. Sesuai jawaban anda didepan, pakah anda tetap memilih kosmetik b?”
Objek    :    “Tapi kosmetiknya itu apa dulu?”
Peneliti :     “Kosmetiknya berupa bedak, bedak yang mahal membuat wajah anda terlihat cerah bersinar sedangkan bedak yang murah membuat wajah anda cerah bersinar namun tidak tahan lama dimana sewaktu-waktu membuat wajah anda kembali meredup. Apakah anda tetap memilih bedak yang murah?”
Objek    :    “Wah kalau gitu aku milih bedak yang mahal saja”
Peneliti :     “Berarti anda siap untuk tidak makan selama dua hari?”
Objek    :    “Iya engga apa-apa, itung-itung sekalian menjalankan program diet”
Dari percakapan diatas dapat dilihat, bahwa berbagai pendapat ahli ada benarnya. Dimana wanita sangat selektif dalam memilih barang, hal ini terbukti dalam jawaban pertama, Ia ingin mendapatkan barang yang berharaga murah meskipun sedikit kurang terjamin daripada yang berkualitas tetapi mahal. Percakapan diatas juga menunjukan kalau wanita sebenarnya sangat tegas didalam mengambil keputusan. hal ini terbukti, setelah barang yang dimaksud berupa bedak untuk wajah, Ia lebih memilih yang berkualitas meskipun mahal, hal ini dikarenakan bagi dirinya penampilan menjadi prioritas utama dibandingkan kebutuhan lain, seperti kebutuhan makan.

Peneliti  :    “Lanjut pada pertanyaan berikutnya, Apakah anda mempunyai pacar?”
Objek    :    “Iya, punya”
Peneliti  :    “Membentak dan memarahi pacar anda yang ketahuan selingkuh, meskipun Ia sedang dalam keadaan sakit. Apakah anda setuju?”
Objek    :    “Tidak setuju, karena dia sedang sakit kalau saya bentak dan saya marahi takutnya nanti sakitnya jadi tambah parah”
Peneliti  :    “Berarti anda hanya diam saja dan membiarkan pacar anda selingkuh dengan wanita lain?”
Objek    :    “ya tidak begitu, mungkin saya akan menegurnya secara halus tidak harus dengan membentak-bentak”
Dari percakapan diatas dapat dilihat, bahwa berbagai pendapat ahli ada benarnya. Pertama wanita memiliki otak yang sangat seimbang. terbukti Ia tidak ingin membentak dan memarahi pacarnya yang sedang sakit meskipun Ia mengetahui pacarnya berselingkuh. Dari hal itu dapat dilihat bahwa wanita tidak melihat segala sesuatu secara apa adanya, Ia lebih peduli pada kondisi pacarnya yang sedang sakit daripada mengurusi masalah yang terjadi saat itu. Kedua dari percakapan diatas wanita terbukti memiliki otak yang selektif, dimana untuk mengekspresikan kemarahanya ia cenderung menggunakan ekspresi simbolis yaitu dengan berbicara daripada menggunakan fisik atau berkelahi.

Peneliti  :  “Pertanyaan selanjutnya. Berkata bohong atau membohongi dosen supaya lulus ujian, karena bila berkata terus terang anda harus mengulang mata kuliah beliau tahun depan?”
Objek     :   “Maksudnya berbohong bagaimana?”
Peneliti   :   “Apabila dosen meminta anda menilai pekerjaan anda sendiri. namun pada kenyataanya nilai anda belum mencapai kelulusan, dengan demikian jalan satu-satunya anda merubah nilai tersebut dan baru melaporkanya pada dosen supaya lulus. apakah anda setuju?”
Objek     :   “Setuju, iya bagaimana lagi, kalau memang jalan satu-satunya supaya lulus harus berbohong, daripada nanti harus susah-susah  mengaulang kuliah lagi”
Dari percakapan diatas dapat dilihat, bahwa wanita memiliki otak yang tajam, terbukti memory yang terekam saat mengikuti kuliah tersebut muncul. dimana Ia takut atau trauma mengulang kuliah yang telah satu semester Ia tempuh harus diulang kembali, sehingga jalan berbohongpun tetap dilakukanya agar lulus ujian mata kuliah tersebut.

Peneliti  : “Pertanyaan selanjutnya, pengalaman paling berkesan yang pernah anda lakukan bersama pacar adalah saat berdua dalam situasi yang membahagiakan”
Objek      :  “Tidak, justru pengalaman yang menyedihkan menjadi pengalaman yang sangat berkesan saat bersama pacar saya”
Peneliti   :   “Tolong diceritakan mengapa pengalaman tersebut menjadi sangat berkesan”
Objek      :Saat itu saya dan pacar saya berboncengan menggunakan sepeda motor menuju Solo, diseparuh perjalanan tepatnya saat berada dijalur alternatif kota Salatiga, saya menggantikan pacar saya mengendarai motor, karena kondisi jalan saat itu memang sepi dan cukup lebar. Namun tidak disangka dijalan tersebut terdapat razia kendaraan, saya yang kebetulan mengendarai motor dan tidak mempunyai SIM, kemudian bergegas berpindah posisi dengan pacar saya. namun hal itu sudah diketahui Polisi yang melakukan razia saat itu. Kamipun akhirnya di sidang ditempat dan diwajibkan membayar denda. kejadian itu yang membuat berkesan dan tidak akan terlupakan dalam hidup saya”
Dari percakapan diatas dapat dilihat bahwa wanita memiliki otak yang tajam, hal ini terbukti, objek dapat dengan cepat menentukan pengalaman yang dianggap paling berkesan dalam hidupnya dan kemudian dapat menceritakanya dengan lancar. Hal ini dapat dibuktikan dalam rekaman proses wawancara pada saat itu.
Berikut wawancara dengan salah satu Mahasiswa rombel 2 dengan konteks dan pertanyaan yang sama seperti wawancara dengan Mahasiswi diatas.
Peneliti  :   Membeli barang yang berkualitas sedikit rendah meskipun ada barang yang berkualitas namun dengan harga lebih mahal, yang apabila membelinya harus memotong jatah makan anda selama dua hari”
Objek     :   “Setuju, daripada nanti saya mati kelaparan”
Peneliti  :    “Jadi apapun barangnya anda tetap memilih yang murah dan sedikit kurang berkulitas?”
Objek     :   “Iya apapun itu kalau harus menghilangkan jatah makan selama dua hari saya tetap tidak kuat, daripada nanti saya malah sakit”
Dari percakapan diatas dapat dilihat bahwa pria memiliki otak yang selektif, terbukti Ia tetap memilih Barang yang kurang berkulitas dengan harga yang murah, dibandingkan barang yang berkualitas dengan harga yang mahal. Selain itu pria juga sangat tegas dalam mengambil keputusan, terbukti Ia tidak ingin jatah makanya diambil untuk keperluan lain.

Peneliti  : “Lanjut pada pertanyaan berikutnya, Apakah anda mempunyai pacar?”
Objek    :    “Punya”
Peneliti  :    “Membentak dan memarahi pacar anda yang ketahuan selingkuh, meskipun Ia sedang dalam keadaan sakit. Apakah anda setuju?”
Objek    :    “Setuju, tetapi tidak harus dengan membentak ataupun memarahinya, saya cukup memutus hubungan pacaran kita saja, karena dari situ sudah terbukti kalau Dia tidak setia dengan saya, jadi untuk apa saya mempertahankanya” 
 Peneliti :    “Kalau setelah pacar anda mendengar kalau anda putus lalu sakit pacar anda semakin parah bagaimana?”
Objek    :    “Iya tidak mungkin, kan dia sudah punya yang lain, mana mungkin Ia memikirkan saya. Justru saya yang sakit hati”
Dari percakapan diatas dapat dilihat bahwa pria memiliki otak yang sangat tegas didalam mengambil keputusan, terbukti Ia lebih memilih memutus hubungan dengan pacarnya tersebut apabila diselingkuhi. Selain itu dari percakapan diatas dapat dilihat bahwa ekspresi emosi pria tidak selalu diekspresikan dengan fisik atau bertengkar, ia juga memilih ekspresi simbolis seperti halnya yang dilakukan wanita.
Peneliti  : “Pertanyaan selanjutnya, pengalaman paling berkesan yang pernah anda lakukan bersama pacar adalah saat berdua dalam situasi yang membahagiakan?”
Objek      :  “Iya itu salah satunya”
Peneliti    :  “Tolong anda ceritakan pengalaman berkesan anda tersebut”
Objek      :  “Cerita apa ya.. iya intinya dulu saya dan pacar saya bertamasya bersama untuk merayakan satu tahun kita berpacaran”
Dari percakapan diatas dapat dilihat bahwa pria memiliki otak yang kurang tajam, dimana dari percakapan tersebut Ia bingung dalam menentukan cerita mana yang paling berkesan dan Ia juga lupa menceritakan bagian mana yang menjadikan peristiwa saat itu sangat berkesan. Hal ini terbukti dalam rekaman wawancara yang dilakukan peneliti.














BAB V
PENUTUP

4.1.  Simpulan

                 Fungsi bahasa sebagai alat interaksi sosial, dalam arti alat untuk menyampaikan pikiran, gagasan, konsep dan juga perasaan.  Fungsi dasar tersebut mewadahi konsep bahwa bahasa merupakan alat untuk melahirkan ungkapan-ungkapan batin yang ingin disampaikan seorang penutur kepada orang lain. Pernyataan senang, benci, kagum, marah, jengkel, sedih, dan kecewa dapat diungkapkan dengan bahasa. Dan semua itu sangat erat kaitanya dengan otak, sebagai pengendali seluruh gerak dan aktifitas manusia.
            Dari berbagai analisis diatas, terkait dengan keselektifan, keseimbangan dan ketajaman otak, baik pria maupun wanita sama-sama memiliki kelebihan dan kekurangan. Dimana hal itu sangat erat kaitanya dengan psikis, sifat dan karakter dari masing-masing manusia itu sendiri. Dan hal itu tidak ada kaitanya dengan perbedaan gender atau jenis kelamin.
            Keseimbangan, keselektifan maupun ketajaman seseorang bagi saya tidak begitu tepat apabila didasarkan pada jenis kelamin. Karena semuanya itu dapat berubah sewaktu-waktu tergantung pada situasi dan kondisi psikis seseorang pada saat itu.
            Dari berbagai kelebihan dan kekurangan yang dimiliki pria ataupun wanita itulah yang menurut saya sebagai cara Tuhan untuk menyatukan kedua insan ini untuk saling melengkapi.










  DAFTAR PUSTAKA

                 Chaer, Abdul. 2003. Psikolinguistik Kajian Teoretik. Jakarta: Rineka Cipta.


                 http://www.scribt.co.id/doc/ otak wanita.

                 http://www.scribt.co.id/doc/ Faktor-faktor neurologis .
                















Tidak ada komentar:

Posting Komentar